Modus Sergap Pelaku Narkoba, Komplotan Polisi dan Anggota BNN Gadungan Peras Warga


 Delapan aktor pemerasan sekaligus juga perampokan dengan kekerasan memakai modus menyamar untuk polisi serta personil Tubuh Narkotika Nasional (BNN) digulung petugas Petugas Polsek Sunggal, Medan. Komplotan ini disergap waktu ambil sepeda motor punya salah satunya korbannya.

Jenis Permainan Mix Parlay dan Tips Menang


"Peristiwanya di Jalan Ringroad pada Selasa (8/9) tempo hari, ada perampokan dengan kekerasan dengan memakai modus mereka seakan-akan untuk petugas BNN yang akan tangkap terduga penyalahguna narkotika, tetapi itu modus saja, mereka bukan anggota BNN," kata Kapolsek Sunggal Kompol Yasir Ahmadi, Kamis (10/9).


Ke-8 terduga yang diamankan yaitu M Budiman alias Budi (34), masyarakat Jalan Musyawarah B Gang Ngandri Dusun II Desa Saentis, Percut Sei Tuan, Deli Serdang; Suprianto alias Lilik (40), masyarakat Jalan Irian Barat Pasar 7 Desa Sampali, Percut Sei Tuan; Khairunnisa (18), masyarakat Dusun V Dolok Sono Desa Saentis ; Yoga Airlangga alias Langga (20), masyarakat Jalan Rejo Pasar 7 Desa Sampali; Joko Dedi Kurniawan (36), masyarakat Jalan Saentis Dusun II Desa Saentis; Rudi Efendi (40), masyarakat Jalan Masjid Jame Dusun II Bintang Semarak, Tangkai Kuis, Deli Serdang; Diki Ari Wibowo (25), masyarakat Jalan Dusun V Sidoloksono, Desa Saentis; serta Edi Saputra alias Putra (32), masyarakat Jalan / Musyawarah B Dusun II Desa Saentis.


Budiman disangka untuk aktor yang mengambil beberapa aktor yang lain. Waktu berlaga ia berseragam Polri komplet serta senjata api rakitan.


Komplotan ini telah berlaga semenjak Agustus lantas serta memerah beberapa pemakai narkoba. Tiap korban diminta uang di antara Rp 6 juta sampai Rp 8 juta supaya dibebaskan. Untuk memberikan keyakinan korban, mereka bawa kartu personil BNN palsu sekaligus juga berseragam polisi serta bawa senjata api.


Tindakan komplotan polisi serta BNN gadungan ini pada akhirnya terbongkar Selasa (8/9) malam. Polisi yang asli memergoki tindakan mereka.


Operasi komplotan ini diawali dengan bergabung di dalam rumah Budiman seputar jam 20.00 WIB. Budiman lantas memberi perintah untuk lakukan 'penangkapan'. Mereka merencanakan memerah korban. Jika sukses, uangnya akan dipisah.


Kawanan ini selanjutnya pergi memakai 1 unit mobil Toyota Kijang LGX. Seputar jam 23.00 WIB, mereka datang di Jalan Ringroad. Mereka membidik seorang pemuda yang tengah duduk di atas sepeda motor di dekat SPBU.


Budiman yang berseragam Polri komplet serta bawa senjata api rakitan bersama-sama Suprianto yang kenakan kaus Polri turun dari mobil. Mereka dekati serta menyergap pemuda itu.


"Jangan lari," teriak Budiman sekalian menggenggam sepeda motor korban. Tetapi, pemuda itu justru kabur tinggalkan kendaraannya.


Budiman serta Suprianto berusaha memburu pemuda itu. Tetapi usaha mereka tidak berhasil.


Edi Saputra lantas ambil sepeda motor korban. Rudi Efendi, Diki Ari Wibowo, serta Joko Dedi Kurniawan yang awalannya menanti, ikut menolong mengusung kendaraan itu serta berusaha memasukkan ke mobil. Sesaat Yogi Airlangga serta Khairunnisa mengawasi keadaan.


Tindakan barisan ini rupanya diketahui polisi asli. Tidak lama berlalu mereka disergap serta digelandang ke Mapolsek Sunggal.


Dari tangan beberapa terduga, petugas mengambil alih sepucuk senjata api rakitan tipe pistol, sepucuk pistol mainan, 8 kartu sinyal pengenal dengan logo BNN, 1 lakban cokelat, 1 borgol, 1 unit mobil Toyota Kijang LGX BK 1374 DS, Beberapa dokumen seperti surat perintah penangkapan palsu, 7 potong kaus Polri, 1 stel seragam Polri komplet dengan atribut, 1 rompi Polri, serta 1 topi Polri.


Masalah ini masih ditingkatkan polisi. Mereka masih memahami korban dari komplotan polisi serta BNN gadungan ini. "Beberapa terduga gunakan Klausal 365 mengenai perampokan dengan kekerasan," tegas Yasir. [gil]


Postingan populer dari blog ini

UK foreign secretary, EU foreign policy chief express concern over Israel's looming Rafah offensive

The tape is actually stuck on the skin layer,

Criminal offense press reporter Peter de Vries defending lifestyle after Amsterdam capturing